TP modul 2 ( Transistor )




1. Soal[Kembali]

1.   Apa yang dimaksud dengan transistor?

jawab:

      Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus, stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

 

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input (Masukan) Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output (keluaran) dari Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam penguat. Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai gerbang logika, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.


        2.  Apa perbedaan antara transistor PNP dan NPN?

        jawab :


  Transistor PNP dan NPN adalah dua jenis transistor yang memiliki perbedaan dalam struktur, polaritas, dan arah aliran arus. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:

 

    1. Struktur

·                     Transistor PNP : Pada transistor PNP, ada dua lapisan semikonduktor tipe P (positif) yang berdampingan, dengan satu lapisan semikonduktor tipe N (negatif) yang terletak di antara keduanya. Struktur ini menghasilkan transistor PNP.

·                     Transistor NPN : Pada transistor NPN, ada dua lapisan semikonduktor tipe N (negatif) yang berdampingan, dengan satu lapisan semikonduktor tipe P (positif) yang terletak di antara keduanya. Struktur ini menghasilkan transistor NPN.

 

    2. Polaritas

·                     Transistor PNP : Dalam transistor PNP, basis transistor positif (P), sedangkan emitor dan kolektor negatif (N). Arus bergerak dari basis ke emitor, dan dari emitor ke kolektor.

·                     Transistor NPN : Dalam transistor NPN, basis transistor negatif (N), sedangkan emitor dan kolektor positif (P). Arus bergerak dari basis ke emitor, dan dari kolektor ke emitor.

 

    3. Arah Aliran Arus

·                     Transistor PNP : Pada saat kondisi aktif (ketika transistor diberi tegangan pada basis), arus bergerak dari emitor ke basis dan dari basis ke kolektor. Dalam kondisi ini, transistor PNP "menutup" aliran arus ketika ada arus yang cukup besar dari emitor ke basis.

·                     Transistor NPN : Pada saat kondisi aktif, arus bergerak dari emitor ke kolektor melalui basis. Dalam kondisi ini, transistor NPN "membuka" aliran arus ketika ada arus yang cukup besar dari basis ke emitor.

 

    4. Aplikasi

·                     Transistor PNP : Biasanya digunakan dalam rangkaian yang mengendalikan perangkat yang memerlukan penutupan arus, seperti relay atau beban yang harus dimatikan ketika sinyal diberikan.

·                     Transistor NPN : Biasanya digunakan dalam rangkaian yang mengendalikan perangkat yang memerlukan pembukaan arus, seperti LED atau beban yang harus diaktifkan ketika sinyal diberikan.

 

    5. Konfigurasi Rangkaian

·                     Transistor PNP : Untuk mengaktifkan transistor PNP, tegangan negatif diberikan pada basisnya.

·                     Transistor NPN : Untuk mengaktifkan transistor NPN, tegangan positif diberikan pada basisnya.

 


        


        3. Jelaskan prinsip kerja dari transistor!

    
    jawab:

  • Prinsip kerja transistor PNP 
    Arus mengalir dari emitor menuju kolektor. Dibandingkan NPN, pada PNP terjadi hal sebaliknya ketika arus mengalir pada kaki basis, maka transistor tidak bekerja. Arus akan mengalir apabila kaki basis diberi sambungan ke ground (-) hal ini akan menginduksi arus pada kaki emitor ke kolektor. Jika basis dihubungkan diberi tegangan maka arus basis harus lebih kecil dari arus yang mengalir dari emitor ke kolektor. Penggunaan transistor jenis ini mulai jarang digunakan. Dibanding dengan NPN, transistor jenis PNP mulai sulit ditemukan dipasaran. Transistor jenis PNP adalah transistor negatif dimana akan dapat bekerja mengalirkan arus listrik jika basis dialiri arus negative (-)
  • Prinsip Kerja Transistor NPN
    Prinsip kerja transistor NPN adalah arus mengalir dari kolektor menuju emitor. Jika basis  dihubungkan diberi tegangan maka arus basis harus lebih kecil dari arus yang mengalir dari kolektor ke emitor. Untuk mengalirkan arus tersebut dibutuhkan sambungan ke sumber positif (+) pada kaki basis. Ketika basis diberi tegangan, hingga dititik saturasi, maka akan menginduksi arus dari kaki kolektor ke emitor. Dan transistor akan aktif jika arus yang melalui basis berkurang, maka arus yang mengalir pada kolektor ke emitor akan berkurang, hingga titik cutoff. Penurunan ini sangatlah cepat karena perbandingan penguatan yang terjadi antara basis dan kolektor melebihi 200 kali. Transistor jenis NPN adalah transistor positif dimana akan dapat bekerja mengalirkan arus listrik jika basis dialiri arus positf (+) 

4. Jelaskan jenis-jenis daerah operasi transistor!


jawab:

        Daerah Operasi Transistor Sebuah Transistor memiliki empat daerah Operasi Transistor     1. Daerah Saturasi
    2. Daerah Aktif 
    3. Daerah Breakdown 
    4. Daerah Cutoff 


  • Saturasi

    Ketika transistor berada di daerah saturasi tegangan basis lebih besar daripada tegangan di emitor atau VB > VE. Dengan demikian, basis-emitor dalam mode bias maju. Sementara itu, pada basis memiliki tegangan lebih besar dari kolektor atau VB > VC. Artinya, basis-kolektor juga dalam mode bias maju. Dalam daerah saturasi VCE = 0.

  • Aktif

    Pada saat transistor berada di daerah aktif maka tegangan di basis akan lebih besar dari tegangan di emitor atau VB > VE, dan VBE harus lebih dari 0,6 V atau harus sama dengan 0,6 V atau dapat juga ditulis VBE ≥ 0,6 V. Jadi, ketika semua kriteria itu terpenuhi maka transistor berada di daerah aktif. Dengan demikian, persimpangan emitor-basis dalam mode bias maju, dan karena kolektor memiliki tegangan lebih besar daripada basis maka persimpangan basis-kolektor dalam mode bias mundur. Dalam daerah aktif VCE akan berada di antara 0 dan VCC, atau padat ditulis 0 < VCE < VCC.

  • Breakdown

    Breakdown adalah kondisi di mana transistor tidak lagi berfungsi dengan baik karena terjadi kegagalan dalam hambatan atau isolasi yang biasanya ada di dalam transistor. Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan VCE lebih dari 40V, arus Ic menanjak naik dengan cepat. Transistor pada daerah ini disebut berada pada daerah breakdown. Seharusnya transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini. Karena akan dapat merusak transistor tersebut. Untuk berbagai jenis transistor nilai tegangan VCEmax yang diperbolehkan sebelum Breakdown bervariasi. VCEmax pada data book transistor selalu dicantumkan juga.

  • Cutoff

    Selama di daerah cutoff emitor memiliki lebih besar tegangan daripada basis. Jadi, VB < VE atau sama halnya VBE < 0,6 V. Artinya, transistor dalam keadaan off. Dalam hal ini, persimpangan (junction) basis-emitor dalam mode bias mundur. Kemudian, pada tegangan kolektor akan lebih besar daripada basis sehingga membuat persimpangan basis-kolektor juga dalam keadaan bias mundur.

Ketika kedua persimpangan berada dalam bias mundur berarti transistor berada di daerah cutoff atau transistor dalam keadaan off (mati). Selama daerah cutoff maka besarnya tegangan kolektor-emitor sama dengan besarnya tegangan suplai kolector (VCC) atau dapat ditulis VCE = VCC. Sementra itu, arus yang mengalir di kolektor kira-kira 0 A, walaupun mungkin kolektor memiliki tegangan kecil, tetapi jika pun itu ada maka besarnya arus yang mengalir hanya sebesar nano amp atau sangat dekat dengan 0 A.




5.   jelaskan jenis-jenis bias transistor!


jawab:


        

1.                Bias Dasar Transistor (Bias Base Transistor)

Rangkaian dasar transistor pada intinya merupakan sebuah rangkaian transistor yang terdapat arus yang mengalir dan adanya tegangan listrik.  Fungsi bias DC menentukan Titik Q point  Transistor dengan benar, yaitu dengan mengatur besarnya arus kolektor ke nilai konstan dan stabil tanpa adanya sinyal input di kaki basis transistor.


 

Gambar 1. Bias Base Transistor

 

Titik kerja DC ditetapkan berdasarkan tegangan VCC,  Resistor RC dan RE . Pemasangan baypass berupa kapasitor yang dihubungkan ke ground akan membantu memblokir arus dari transistor yang lain. Konfigurasi yang dapat diterapkan untuk bias base  adalah common base, common collector dan common emitor.




2.                Bias Dasar Common Emitor

Salah satu rangkaian bias yang paling sering digunakan untuk rangkaian  transistor adalah dengan self  bias dengan konfigurasi rangkaian common emiterdengan  satu atau lebih resistor yang  digunakan untuk mengatur nilai DC awal untuk tiga arus transistor, ( IB ), ( IC ) dan ( IE). Dua bentuk bias transistor bipolar yang paling umum adalah: Beta Dependent dan Beta Independent. Tegangan bias transistor sebagian besar tergantung pada transistor beta, ( β ) sehingga bias yang diatur untuk satu transistor mungkin tidak selalu sama untuk transistor lain karena nilai beta mereka mungkin berbeda. Bias transistor dapat dicapai baik dengan menggunakan resistor belakang pakan tunggal atau dengan menggunakan jaringan pembagi tegangan sederhana untuk menyediakan tegangan bias yang diperlukan. Berikut ini adalah lima contoh konfigurasi bias Basis transistor dari satu pasokan ( Vcc ).

 

3.                Fix bias Transistor

Rangkaian Bias dasar Tetap atau Fix bias transistor dengan memasangkan dua buah resistor, satu menuju kaki basis dan satunya menuju ke kolektor.Besarnya arus basis (IB) tetap konstan untuk nilai VCC yang diberikan.Kondisi operasi yang stabil ditentukan juga dengan nilai beta dari transistor tersebut, sehingga titik kerja tiap transistor akan bervariasi, karena karakteristik masing masing transistor berbeda.







Berdasarkan gambar rangkaian di atas, Transistor diberi bias tetap, besarnya arus , arus kolektor, tegangan antara colektor emitor, arus emitor dapat dicari dengan rumus perhitungan sebagai berikut








2. Prinsip Kerja[Kembali]

Rangkaian :

  • Fixed Bias Dengan Sumber DC







Prinsip Kerja :
Dari input Vcc sebesar 12 V akan mengalir arus melalui R2 lalu ke kaki base lalu ke kaki emitter dan menuju ground, arus juga akan melalui R1 lalu menuju kaki kolektor lalu ke kaki emitter dan menuju ground.

  • Self Bias Dengan Sumber DC




Prinsip Kerja :
Dari input Vcc sebesar 12 V akan mengalir arus melalui R2 lalu ke kaki base lalu ke  kaki emitter lalu melalui R3 dan menuju ground, arus Vcc juga akan melalui R1 lalu menuju kaki kolektor lalu ke kaki emitter lalu melalui R3 dan menuju ground.

  • Voltage Divider Bias Dengan Sumber DC




Prinsip Kerja :

Dari input Vcc sebesar 12 V akan mengalir arus melalui R2 lalu ke kaki base lalu ke kaki emitter lalu melalui RE dan menuju ground, arus juga akan mengalir melalui R4 lalu menuju ground. Arus Vcc juga akan melalui R1 lalu menuju kaki kolektor lalu ke kaki emitter mengalir ke RE dan menuju ground.





        


3. Video Simulasi[Kembali]


  • Fixed Bias



  • Self Bias 



  • Voltage Divider Bias







4. Download File[Kembali]

[kembali ke modul]



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TP MODUL 4 ( filter)